BILANGAN
Dalam
menghitung (Counting), seorang matematikawan biasanya tidak menghitung jumlah
dari objek-objek dalam suatu koleksi pada suatu waktu, tetapi lebih mencari
untuk menentukan pola-pola dan hubungan di Antara objk-objek yang memungkinkan
mereka untuk menghitung dengan cara tidak langsung. Dalam hal ini, menghitung
terjadi dalam banyak bagian dari matematika da nsering melibatkan metode-metoe
yang cukup canggih.
Beberapa
formula menghitung kuno dapat ditelusuri pada abad ke-7. Tetapi teori
menghitung ini mulai dikembangkan pada abad ke-16, ketika
matematikawan-matematikawan mulai menganalisis permainan-permainan judi (game
of chance) tertentu. Dalam usaha untuk menjawab pertanyaa-pertanyaan tentang
pelemparan dadu dan penarikan kartu-kartu, beberapa orang matematikawan eropa
pada saat itu mulai mengorganisasikan hasil-hasil mereka ke dalam teori
menghitung yang formal. Salah seorang tokoh utama dalam pengembangan ini adalah
matematikawan prancis, Blaise Pascal¸yang
menulis sebuah makalah berkaitan dengan teori kombinasi-kombinasi.
Karya
yang dilakukan oleh Pascal dan yang lain sekarang dikembangkan dalam suatu
cabang matematika yang disebut combinatorial
analysis (kombinatorik). Dua aspek
dari subjek ini adalah permutasi dan kombinasi yang mempunyai aplikasi dalam
bidang teori peluang.
Kombinatorial
(combinatoric) adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan
objek-objek. Solusi yang ingin kita peroleh dengan kombinatorial ini adalah
jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu didalam kumpulannya. Kombinatorial
didasarkan pada hasil yang diperoleh dari suatu eksperimen/percobaan atau event
(kejadian/peristiwa). Percobaan adalah proses fisik yang hasilnya dapat iamati.
A. Skema Himpunan Bilangan
B. Bilangan Bulat (Integers)
Bilangan
bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan asli,bilangan nol dan
bilangagn negative, Contoh {-3,-2,-1,0,1,2,3}.Himpunan bilangan yang pertama
kali kita kenal adalah himpunan bilangan bulaat positif (himpunan bilangan
asli), ditulis N={1,2,3,…..} pada
bilanga asli dapat kita lakukan operasi operasi dasar, yaitu penjumlahan dan
perkalian.
Sifat sifat bilangan
asli N :
1. Sifat tertutup
N dikatakan
tertutup terhadap operasi penjumlahan dan perkalian, karena jumlah/hasil kali
dari setiap 2 bilangan asli juga merupakan bilangan asli.
Ditulis :
Untuk setiap n1,n2 ϵ
N,(n1 + n2) ϵ N dan
(n1 . n2 ) ϵ N.
(notasi â±» = ada).
2. Sifat komutatif
Untuk setiap n1,n2 ϵ
N berlaku :
a. n1 + n2 = n2 + n1 (komutatif
penjumlahan)
b. n1 . n2 = n2 . n1 (komutatif
perkalian)
3. Sifat Asosiatif
Untuk setiap n1,n2,n3 ϵ
N berlaku :
a. (n1+n2)+n3 =
n1+(n2+n3) (asosiatif
penjumlahan)
b. (n1 . n2) . n3 = n1 . (n2
. n3) (asosiatif
perkalian)
4. Sifat
Modulus
Untuk setiap
bilangan asli n ϵ N berlaku :
a. n + 0 = 0 + n (Modulus Penjumlahan)
0 adalah
bilangan kesatuan untk penjumlahan, 0 ϵ N
b.
n x 1 = 1 x n (Modulus Perkalian)
1 adalah bilangan kesatuan untuk perkalian, 1 ϵ N
5. Sifat Distributif
Untuk
Setiap n1,n2,n3
ϵ N berlaku :
a.
(n1+n2) . n3
= n1 . n3 + n2 . n3
b. n1 . (n2+n3)
= n1 . n2 +n1 . n3
catatan :
Gabungan dari
himpunan bilangan asli N dan bilangan
nol yaitu N |0| = (0,1,2…..) disebut himpunan bilangan cacah.
Definisi:
Sebuah
bilangan x disebut negative ( invers penjumlahan) dari bilangan asli a, apabila berlaku a + x = x + a = 0, ditulis x
= -a
6.
Sifat Invers
Untuk
setiap a ϵ 1, terdapat –a ϵ 1 sedemikian sehingga a + (-a) = 0 (sifat invers/berbaikan dari penjumlahan. Disini 0+0 =
0, sehingga invers dari nol adalah nol)
Definisi
:
Jika
a,b,c adalah bilangan bulat, serta
berlaku ab=c, maka a dan b disebut factor-faktor (pembagi-pembagi) dari c, sedangkan c disebut
kelipatan dari a dan dari b
Definisi
:
Suatu
bilangan bulat positif disebut majemuk ( composite)
bila dapat dinyatakan sebgai hasil kali dua (atau lebih) bilangan bulat positif
= 1
Definisi
:
Suatu
bilangan bulat positif disebut prima apabila bilangan itu bukan bilangan 1 (satu),
serta bukan bilangan majemuk. Atau dengan perkalian lain : suatu bilangan asli
kecuali 1, yang hanya habis ibagi 1 dan
bilangan itu sendiri disebut bilangan
prima
Contoh
bilangan majemuk : 6 = 2.3;8 = 2.2.2; 15 =5.3
Contoh
bilangan prima : 2,3,5,7,11,13